Karawang - Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana bareng Satgas COVID-19 sidak ke dua perusahaan. Hasilnya, dikenali perusahaan tidak melaporkan adanya problem karyawan yang meninggal dunia jawaban aktual Corona hingga tidak adanya Satgas COVID-19 perusahaan.
Pantauan detikcom, Bupati Karawang memimpin sidak terhadap PT Sumi Rubber Indonesia. Rombongan Cellica diterima eksklusif oleh 6 orang administrasi PT Sumi Rubber Indonesia. Cellica eksklusif menanyakan data karyawan yang terkonfirmasi positif.
"Kami dari satgas memperoleh laporan, bahwa di perusahaan ini banyak karyawannya yang terkonfirmasi positif, dan bahkan ada yang meninggal dunia, apakah itu benar?" tanya Cellica terhadap pihak perusahaan dikala sidak, pada Senin (5/7) malam.
Dalam pemaparannya, administrasi PT Sumi Rubber Indonesia mengakui sudah melaporkan kemajuan karyawan yang terkonfirmasi aktual ke Satgas COVID-19. Namun mereka tidak melaporkan adanya karyawannya yang meninggal.
"Memang benar ada karyawan kami 7 orang meninggal dunia, namun untuk laporan karyawan aktual kami senantiasa melapor perkembangannya ke satgas di kecamatan," kata Eddy K selaku Ketua Satgas COVID-19 PT Sumi Rubber Indonesia, yang juga Manajer HRD.
Saat dikonfirmasi kembali, dari total 3.400 karyawan, ada 540 orang terkonfirmasi positif, dan 7 meninggal dunia.
"Total ada 3.400 karyawan, dan yang terkonfirmasi aktual itu sejak permulaan pandemi hingga kini ada 540 orang, tergolong 270 aktual di bulan Juni kemarin, dan 7 meninggal dunia," kata Eddy dikala diwawancarai di lokasi sidak.
Eddy juga mengakui pihaknya gegabah alasannya yaitu tidak melaporkan ke Satgas COVID-19. Mereka berjanji akan melaporkan di peluang berikutnya.
"Kami memang tidak melaporkan terkait 7 karyawan yang meninggal dunia, jadi kami siap menemukan aba-aba dari Satgas, nantinya menyerupai apa," akuinya.
Karena kelalaian tersebut, PT Sumi Rubber Indonesia menemukan Surat Peringatan (SP), dan panggilan sidang oleh Satgas Karawang pada besok pagi, Selasa (6/7).
"Kami beri hukuman surat perayaan ke perusahaan, dan besok kami akan panggil lagi untuk disidangkan, diarahkan, bagaimana penilaian yang mesti dilakukan," pungkas Cellica seusai sidak perusahaan pertama.
Tidak berselang lama, Bupati Karawang bareng rombongan menuju PT Asietex Sinar Indopratam. Bupati Karawang terkejut alasannya yaitu keadaan PT Asietex Sinar Indopratam tak punya tim Satgas COVID-19. Ia memarahi administrasi yang cuma diwakili satu orang.
Cellica kemudian meminta nomor telepon pemilik perusahaan, dan mengerjakan komunikasi video call.
Saat video call, Cellica memarahi pemilik perusahaan, dan memintanya hadir untuk panggilan sidang di kantor Pemkab Karawang, besok (5/7).
"Pokoknya bapak mesti tiba besok, saya tegaskan, mau habis pulang dari Amerika, mau dari Dubai, pokoknya mesti datang," tegas Cellica terhadap pemilik PT Asietex Sinar Indopratam.
Selain itu, PT Asietex Sinar Indopratam menemukan hukuman surat perayaan dan proses aturan pidana jikalau tidak mengindahkan aba-aba dari satgas.
"Kami memperoleh pemberitahuan dari Satgas Cikampek ada perusahaan, yang sepanjang sejarah selama satu tahun setengah kita silaturahmi, kita sidak ke perusahaan, kita memonitor mengecek ini memang menurut saya yang terparah, bahwa perusahaan ini tak punya ketua Satgas COVID-19 jadi tak punya klinik, tak punya para nakes, nggak punya dokter dan lain sebagainya," kata Cellica dikala diwawancarai seusai sidak PT Asietex Sinar Indopratam.
"Jujur saya sungguh kecewa terhadap perusahaan ini, jadi saya tadi telpon eksklusif owner-nya yang kebetulan gres pulang dari Amerika, dan besok akan kami panggil eksklusif secara mekanisme aturan akan kami tindak lanjuti, alasannya yaitu biar agar menjadi pembelajaran, meski semua ini sanggup diperbaiki nunggu nanti besok teknisnya, alasannya yaitu dikala ini saya cuma dihadapkan dengan HRD nya saja yang tidak memahami apa-apa," ungkapnya.
Bukan cuma itu, dari total 1.200 karyawan PT Asietex Sinar Indopratam, ada sekitar 50 orang yang aktual Corona. Manajemen PT Asietex Sinar Indopratam juga tidak melapor ke Pemkab Karawang atau Satgas COVID-19 soal temuan karyawan yang aktual Corona.
"Kondisi di lapangan yang terjadi yaitu bahwa perusahaan ini tidak memonitor karyawannya sendiri, jadi kami mengetahuinya dari kepala Puskesmas dan jumlahnya lumayan banyak kurang-lebih sekitar 50 hingga pasti saja kami kesusahan men-tracing, testing, treatment, dan itu juga akan membingungkan kami untuk mengerjakan tindakan kebijakan yang selanjutnya, pastinya kami besok mengundang owner atau pemilik perusahaan untuk kami penilaian kembali bahwa ini yaitu tanggung jawab kita semua, kami menolong memonitor, merujuk terhadap metode yang kami punya menyerupai Kalacak dan selainnya," terperinci Cellica
Tidak ada komentar:
Posting Komentar